Persaingan yang Membuat Senang
Oleh : Utami Kartika
Dewi - SMPN 3 Kotabaru
Mengajar terkadang dijadikan
sebagai rutinitas harian seorang guru, ada berbagai macam metode mengajar yang
bisa digunakan oleh guru. Tujuannya agar siswa tidak bosan, nyaman dalam
belajar dan lebih mudah memahami materi. Mulai dari metode konvensional seperti
menggunakan metode ceramah sampai kepada metode mengajar terbaru. Manakah yang
lebih efektif dan paling sesuai digunakan untuk mengajar?
Memasuki ruang
kelas harusnya diibaratkan seperti memasuki rumah sendiri, anak-anak harus
merasa nyaman untuk belajar. Terkadang belajar untuk mereka seperti sebuah
tuntutan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Mereka datang ke
sekolah tepat waktu, belajar dari satu pelajaran ke pelajaran berikutnya ketika
bel pergantian jam berbunyi. Lalu pulang ketika bel pulang berbunyi. Setiap
hari selalu terulang seperti itu, seakan-akan belajar bukan merupakan sebuah
hal yang menyenangkan, tetapi seperti sebuah keterpaksaan yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Ketika pertemuan belajar berikutnya,
kadang-kadang anak ketika ditanya materi yang lalu, mereka tidak bisa menjawab.
Fenomena
seperti itulah yang ingin saya rubah ketika mulai mengajar, mengajar dengan
nyaman. Terkadang siswa merasa jenuh dengan metode mengajar yang itu-itu juga,
guru diibaratkan seperti seorang penceramah ulung yang berdiri di depan kelas,
mungkin ada siswa yang tidak memperhatikan materi, tidak jarang pula ada siswa
yang tertidur di kelas. Dari hal tersebut, saya mencoba untuk menerapkan salah
satu cara belajar yang diharapkan bisa membuat siswa menjadi lebih antusias
menerima materi dan lebih nyaman belajar. Mulai dari setting kelas, cara
penyampaian materi sampai hasil akhir dari pembelajaran yang diharapkan bisa
tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Saatnya bermain Games Adu Gengsi
.....................
Pagi
yang cerah sekitar pukul 06.30 tepatnya hari Selasa di pelataran SMPN 3
Kotabaru, mentari mulai menyinari hampir ke seluruh bangunan yang ada di
sekitar sekolah ini termasuk kelas VIII C yang hari ini akan menerima materi
IPA, dan hari ini di kelas tersebut akan menggunakan Games Adu Gengsi. Seperti biasa pagi itu di depan sekolah penjaga
sekolah yaitu Abah Rasid sudah mulai terlihat karena memang beliau selalu
datang lebih awal, ada juga pemilik kantin yang sudah berdatangan dan mulai
merapihkan barang dagangannya. Selain itu, mulai terlihat beberapa siswa yang
sudah mulai berdatangan ke sekolah. Ada yang datang bergerombol dengan
teman-temannya, dan mereka terlihat sedang asyik mengobrol. Ada pula yang datang
dengan berjalan kaki.
Pagi
itu, saya tiba di sekolah dengan menggunakan sepeda motor tepat pukul 07.15 .
Kemudian saya bergegas menuju ruang UKS, karena seperti biasa ruangan yang
sudah hampir saya tempati kurang lebih satu tahun sudah menjadi keseharianku.
Pertama kali mengajar di sekolah ini, saya sudah mendapat tugas dari Kepala
Sekolah sebagai pengelola UKS, jadi sekaligus ruangan ini juga menjadi tempat
ku sehari-hari.
Tepat
pukul 07.20 bel masuk dibunyikan oleh guru piket, lima menit kemudian saya pun
bergegas menyiapkan keperluan untuk mengajar seperti absen, buku administrasi
dan buku yang berhubungan dengan materi mengajar hari ini. Setelah keluar dari
UKS, kulangkahkan kakiku menuju kelas VIII C. Ada beberapa anak yang masih
menyapu karena mungkin mereka mendapat tugas piket dan datangnya siang jadi
mereka baru membersihkan kelas, ada juga beberapa anak yang masih nongkrong di
halaman sekolah walaupun bel masuk telah berbunyi, ada juga dua orang anak yang
datang menyapa : “Pagi Bu.....”, sapa kedua anak dari kelas VIII A yaitu Devi
dan Melda sambil bersalaman dengan saya. Melihat raut muka mereka yang
tersenyum simpul rasanya semakin menambah semangat saya hari ini untuk
mengajar.
Tidak
terasa langkah kakiku telah sampai juga di depan kelas VIII C, kemudian saya
pun duduk di kursi guru. Anak-anak yang masih di luar kemudian segera memasuki
kelas, setelah anak-anak rapih lalu mereka berdoa dulu sebelum belajar. Masri
yang kebetulan adalah ketua kelas VIII C menyiapkan teman-temannya. “Marilah
teman-teman sebelum belajar kita berdoa dulu, berdoa....... dimulai”. Kemudian
hening sejenak ketika anak-anak berdoa, lalu terdengar lagi suara Masri
menandakan doa telah selesai , “Berdoa selesai, ucapkan salam “. Kemudian suara
gemuruh anak-anak terdengan satu kelas “Assalamualaikum Wr Wb........”.
Setelah
selesai mengabsen, kemudian saya mulai mempersiapkan materi hari ini yaitu
mengenai Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia, setelah mempelajari minggu
yang lalu hari ini mereka akan dites dengan cara Games Adu Gengsi. Ketika saya
berbicara di depan kelas, masih saja ada beberapa anak yang masih mengobrol,
ya.......mereka adalah anak-anak yang memang terkenal sebagai pembawa virus di
kelas ini (dengan kata lain :mereka termasuk anak-anak yang susah diatur karena
tingkah mereka dan bawaannya yang sering mengomel alias cerewet), mereka adalah
Suryadi, Virgiawan dan Endang Suryadi. Setelah saya tegur barulah mereka diam.
Kelas ini memang terkenal kelas yang paling ramai anak-anaknya, tapi walaupun
begitu saya merasa harus mencoba menerapkan cara ini dalam pembelajaran.
Alasan saya
menerapkan cara ini adalah, dalam Games
Adu Gengsi anak-anak tidak dipaksa untuk mendengarkan materi, walaupun
nanti mereka akan bersaing untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
tetapi ini adalah persaingan yang sehat dalam belajar karena untuk mengukur
kemampuan anak dalam menghapal materi. Dalam games ini pertanyaan bersifat
cepat dengan jawaban yang singkat pula, jadi setiap pertanyaan hanya memerlukan
beberapa detik untuk menjawabnya, jika tidak bisa menjawab mereka langsung
gugur. Tidak jarang anak yang malas belajar pun menjadi terpancing untuk bisa
menjawab karena mereka akan merasa malu jika tidak menjawab pertanyaan. Mereka
nanti duduknya akan berkelompok, satu kelompok terdiri dari lima orang tetapi
walaupun duduknya berkelompok tetap akan diberikan pertanyaan perorangan.
Dengan kata lain pertama kali yang terjadi adalah persaingan perorangan antar
kelompok, dan pada akhirnya siswa yang paling banyak menjawab diantara
teman-teman kelompoknya, dialah yang akan
bersaing dengan kelompok lain dengan menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Pada akhirnya, akan terjadi persaingan antara dua kelompok dengan
anggota kelompoknya masing-masing. Walaupun misalnya ada satu kelompok yang
anggota kelompoknya hanya satu orang dan ketika dia kalah dalam menjawab
pertanyaan, tetap dia menjadi pemenang karena dia berhasil mempertahankan
gengsi dari kelompoknya. Artinya gengsi disini diibaratkan nama baik
kelompoknya karena walau satu anggota kelompok saja dia tetap bisa melawan
kelompok lain yang anggotanya lebih dari satu orang. Jadi dalam Games ini,
walaupun skor yang tertinggi adalah yang paling banyak menjawab pertanyaan dan
dia adalah pemenang, siswa yang hanya satu orang dari perwakilan kelompoknya
juga dinyatakan sebagai pemenang, karena dia telah berhasil mempertahankan
gengsi kelompoknya. Dua pemenang dalam kuis ini semuanya mendapatkan Reward,
pemenang yang skornya tertinggi mendapat nilai 90 sama rata dengan anggota kelompok
yang lain, hanya anak yang paling banyak menjawab mendapat tambahan skor 5
point dan juga Voucher dua puluh ribu yang ditanda tangan oleh guru mata
pelajaran untuk ditukar jajan di koperasi yang nanti di bagi rata dengan
anggota kelompoknya, pemenang yang bisa mempertahankan gengsinya mendapat nilai
80 sama rata dengan anggota kelompok yang lain dan juga Voucher sepuluh ribu
untuk jajan di koperasi yang nanti di bagi rata dengan anggota kelompoknya.
Setelah
anak-anak VIII C duduk secara berkelompok, kemudian saya menyuruh mereka
membuka kembali materi minggu lalu dan saya beri waktu selama 10 menit untuk
membaca lagi.10 menit pun berlalu dan saatnya Games Adu Gengsi dimulai. Kelas
mulai bersorak sorai, lalu saya mulai menenangkan kembali, ada anak yang menyeletuk
berbicara, “Bu, Soalna tong Hese teuing
nya” (Bu, soalnya jangan susah-susah ya) dan aku membalasnya dengan senyum
simpul. Games pun dimulai, raut muka mereka mulai terlihat tegang. Setelah
memberikan pertanyaan satu persatu kepada anak, akhirnya ada dua kelompok
terakhir yang bersaing, yaitu kelompok Mars
yang anggotanya Endang, Suryadi dan Rizki dengan kelompok Merkurius yang anggotanya hanya Masri saja. Pertanyaan terakhir pun
bisa dijawab dengan baik oleh Masri, tetapi sayang walaupun Masri berhasil
menjawab tetap nilai tertinggi dalam menjawab soal diraih oleh kelompok Mars. Tetapi dalam Games ini pemenang
ada dua kelompok, pemenang pertama adalah mereka yang skornya tertinggi yaitu
kelompok Mars dan pemenang lain
adalah Pemenang karena bisa mempertahankan Gengsi kelompoknya artinya walaupun
Masri hanya satu orang perwakilan dari kelompoknya, tetapi dia bisa bersaing
dengan kelompok lain yang anggota kelompoknya lebih dari satu orang.
Bel pergantian
jam pun berbunyi, artinya pelajaran IPA di kelas VIII C pun selesai. Ada anak
yang menyeletuk yaitu Suryadi dan Endang, “ Bu,
minggu hareup kos kieu deui nya belajarna, ameh rame (Bu, minggu depan
seperti ini lagi ya belajarnya supaya ramai). Aku melangkah keluar kelas dengan
perasaan senyum bahagia, ternyata cara ini cukup efektif untuk belajar.
Terutama untuk anak-anak yang kadang-kadang kalau belajar kurang memperhatikan
guru di kelas. Mungkin dengan cara ini anak-anak yang tadinya malas membaca pun
menjadi terpacu untuk membaca materi.
No comments:
Post a Comment