Tuesday, February 5, 2013

PUBLIKASI ILMIAH ; BEST PRACTICE GURU



Persaingan yang Membuat Senang
Oleh : Utami Kartika Dewi  - SMPN 3 Kotabaru

Mengajar terkadang dijadikan sebagai rutinitas harian seorang guru, ada berbagai macam metode mengajar yang bisa digunakan oleh guru. Tujuannya agar siswa tidak bosan, nyaman dalam belajar dan lebih mudah memahami materi. Mulai dari metode konvensional seperti menggunakan metode ceramah sampai kepada metode mengajar terbaru. Manakah yang lebih efektif dan paling sesuai digunakan untuk mengajar?

Memasuki ruang kelas harusnya diibaratkan seperti memasuki rumah sendiri, anak-anak harus merasa nyaman untuk belajar. Terkadang belajar untuk mereka seperti sebuah tuntutan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Mereka datang ke sekolah tepat waktu, belajar dari satu pelajaran ke pelajaran berikutnya ketika bel pergantian jam berbunyi. Lalu pulang ketika bel pulang berbunyi. Setiap hari selalu terulang seperti itu, seakan-akan belajar bukan merupakan sebuah hal yang menyenangkan, tetapi seperti sebuah keterpaksaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Ketika pertemuan belajar berikutnya, kadang-kadang anak ketika ditanya materi yang lalu, mereka tidak bisa menjawab.
            Fenomena seperti itulah yang ingin saya rubah ketika mulai mengajar, mengajar dengan nyaman. Terkadang siswa merasa jenuh dengan metode mengajar yang itu-itu juga, guru diibaratkan seperti seorang penceramah ulung yang berdiri di depan kelas, mungkin ada siswa yang tidak memperhatikan materi, tidak jarang pula ada siswa yang tertidur di kelas. Dari hal tersebut, saya mencoba untuk menerapkan salah satu cara belajar yang diharapkan bisa membuat siswa menjadi lebih antusias menerima materi dan lebih nyaman belajar. Mulai dari setting kelas, cara penyampaian materi sampai hasil akhir dari pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Saatnya bermain Games Adu Gengsi .....................
            Pagi yang cerah sekitar pukul 06.30 tepatnya hari Selasa di pelataran SMPN 3 Kotabaru, mentari mulai menyinari hampir ke seluruh bangunan yang ada di sekitar sekolah ini termasuk kelas VIII C yang hari ini akan menerima materi IPA, dan hari ini di kelas tersebut akan menggunakan Games Adu Gengsi. Seperti biasa pagi itu di depan sekolah penjaga sekolah yaitu Abah Rasid sudah mulai terlihat karena memang beliau selalu datang lebih awal, ada juga pemilik kantin yang sudah berdatangan dan mulai merapihkan barang dagangannya. Selain itu, mulai terlihat beberapa siswa yang sudah mulai berdatangan ke sekolah. Ada yang datang bergerombol dengan teman-temannya, dan mereka terlihat sedang asyik mengobrol. Ada pula yang datang dengan berjalan kaki.
            Pagi itu, saya tiba di sekolah dengan menggunakan sepeda motor tepat pukul 07.15 . Kemudian saya bergegas menuju ruang UKS, karena seperti biasa ruangan yang sudah hampir saya tempati kurang lebih satu tahun sudah menjadi keseharianku. Pertama kali mengajar di sekolah ini, saya sudah mendapat tugas dari Kepala Sekolah sebagai pengelola UKS, jadi sekaligus ruangan ini juga menjadi tempat ku sehari-hari.
            Tepat pukul 07.20 bel masuk dibunyikan oleh guru piket, lima menit kemudian saya pun bergegas menyiapkan keperluan untuk mengajar seperti absen, buku administrasi dan buku yang berhubungan dengan materi mengajar hari ini. Setelah keluar dari UKS, kulangkahkan kakiku menuju kelas VIII C. Ada beberapa anak yang masih menyapu karena mungkin mereka mendapat tugas piket dan datangnya siang jadi mereka baru membersihkan kelas, ada juga beberapa anak yang masih nongkrong di halaman sekolah walaupun bel masuk telah berbunyi, ada juga dua orang anak yang datang menyapa : “Pagi Bu.....”, sapa kedua anak dari kelas VIII A yaitu Devi dan Melda sambil bersalaman dengan saya. Melihat raut muka mereka yang tersenyum simpul rasanya semakin menambah semangat saya hari ini untuk mengajar.
            Tidak terasa langkah kakiku telah sampai juga di depan kelas VIII C, kemudian saya pun duduk di kursi guru. Anak-anak yang masih di luar kemudian segera memasuki kelas, setelah anak-anak rapih lalu mereka berdoa dulu sebelum belajar. Masri yang kebetulan adalah ketua kelas VIII C menyiapkan teman-temannya. “Marilah teman-teman sebelum belajar kita berdoa dulu, berdoa....... dimulai”. Kemudian hening sejenak ketika anak-anak berdoa, lalu terdengar lagi suara Masri menandakan doa telah selesai , “Berdoa selesai, ucapkan salam “. Kemudian suara gemuruh anak-anak terdengan satu kelas “Assalamualaikum Wr Wb........”.
            Setelah selesai mengabsen, kemudian saya mulai mempersiapkan materi hari ini yaitu mengenai Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia, setelah mempelajari minggu yang lalu hari ini mereka akan dites dengan cara Games Adu Gengsi. Ketika saya berbicara di depan kelas, masih saja ada beberapa anak yang masih mengobrol, ya.......mereka adalah anak-anak yang memang terkenal sebagai pembawa virus di kelas ini (dengan kata lain :mereka termasuk anak-anak yang susah diatur karena tingkah mereka dan bawaannya yang sering mengomel alias cerewet), mereka adalah Suryadi, Virgiawan dan Endang Suryadi. Setelah saya tegur barulah mereka diam. Kelas ini memang terkenal kelas yang paling ramai anak-anaknya, tapi walaupun begitu saya merasa harus mencoba menerapkan cara ini dalam pembelajaran.
Alasan saya menerapkan cara ini adalah, dalam Games Adu Gengsi anak-anak tidak dipaksa untuk mendengarkan materi, walaupun nanti mereka akan bersaing untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapi ini adalah persaingan yang sehat dalam belajar karena untuk mengukur kemampuan anak dalam menghapal materi. Dalam games ini pertanyaan bersifat cepat dengan jawaban yang singkat pula, jadi setiap pertanyaan hanya memerlukan beberapa detik untuk menjawabnya, jika tidak bisa menjawab mereka langsung gugur. Tidak jarang anak yang malas belajar pun menjadi terpancing untuk bisa menjawab karena mereka akan merasa malu jika tidak menjawab pertanyaan. Mereka nanti duduknya akan berkelompok, satu kelompok terdiri dari lima orang tetapi walaupun duduknya berkelompok tetap akan diberikan pertanyaan perorangan. Dengan kata lain pertama kali yang terjadi adalah persaingan perorangan antar kelompok, dan pada akhirnya siswa yang paling banyak menjawab diantara teman-teman kelompoknya, dialah yang akan  bersaing dengan kelompok lain dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada akhirnya, akan terjadi persaingan antara dua kelompok dengan anggota kelompoknya masing-masing. Walaupun misalnya ada satu kelompok yang anggota kelompoknya hanya satu orang dan ketika dia kalah dalam menjawab pertanyaan, tetap dia menjadi pemenang karena dia berhasil mempertahankan gengsi dari kelompoknya. Artinya gengsi disini diibaratkan nama baik kelompoknya karena walau satu anggota kelompok saja dia tetap bisa melawan kelompok lain yang anggotanya lebih dari satu orang. Jadi dalam Games ini, walaupun skor yang tertinggi adalah yang paling banyak menjawab pertanyaan dan dia adalah pemenang, siswa yang hanya satu orang dari perwakilan kelompoknya juga dinyatakan sebagai pemenang, karena dia telah berhasil mempertahankan gengsi kelompoknya. Dua pemenang dalam kuis ini semuanya mendapatkan Reward, pemenang yang skornya tertinggi mendapat nilai 90 sama rata dengan anggota kelompok yang lain, hanya anak yang paling banyak menjawab mendapat tambahan skor 5 point dan juga Voucher dua puluh ribu yang ditanda tangan oleh guru mata pelajaran untuk ditukar jajan di koperasi yang nanti di bagi rata dengan anggota kelompoknya, pemenang yang bisa mempertahankan gengsinya mendapat nilai 80 sama rata dengan anggota kelompok yang lain dan juga Voucher sepuluh ribu untuk jajan di koperasi yang nanti di bagi rata dengan anggota kelompoknya.
            Setelah anak-anak VIII C duduk secara berkelompok, kemudian saya menyuruh mereka membuka kembali materi minggu lalu dan saya beri waktu selama 10 menit untuk membaca lagi.10 menit pun berlalu dan saatnya Games Adu Gengsi dimulai. Kelas mulai bersorak sorai, lalu saya mulai menenangkan kembali, ada anak yang menyeletuk berbicara, “Bu, Soalna tong Hese teuing nya” (Bu, soalnya jangan susah-susah ya) dan aku membalasnya dengan senyum simpul. Games pun dimulai, raut muka mereka mulai terlihat tegang. Setelah memberikan pertanyaan satu persatu kepada anak, akhirnya ada dua kelompok terakhir yang bersaing, yaitu kelompok Mars yang anggotanya Endang, Suryadi dan Rizki dengan kelompok Merkurius yang anggotanya hanya Masri saja. Pertanyaan terakhir pun bisa dijawab dengan baik oleh Masri, tetapi sayang walaupun Masri berhasil menjawab tetap nilai tertinggi dalam menjawab soal diraih oleh kelompok Mars. Tetapi dalam Games ini pemenang ada dua kelompok, pemenang pertama adalah mereka yang skornya tertinggi yaitu kelompok Mars dan pemenang lain adalah Pemenang karena bisa mempertahankan Gengsi kelompoknya artinya walaupun Masri hanya satu orang perwakilan dari kelompoknya, tetapi dia bisa bersaing dengan kelompok lain yang anggota kelompoknya lebih dari satu orang.
Bel pergantian jam pun berbunyi, artinya pelajaran IPA di kelas VIII C pun selesai. Ada anak yang menyeletuk yaitu Suryadi dan Endang, “ Bu, minggu hareup kos kieu deui nya belajarna, ameh rame (Bu, minggu depan seperti ini lagi ya belajarnya supaya ramai). Aku melangkah keluar kelas dengan perasaan senyum bahagia, ternyata cara ini cukup efektif untuk belajar. Terutama untuk anak-anak yang kadang-kadang kalau belajar kurang memperhatikan guru di kelas. Mungkin dengan cara ini anak-anak yang tadinya malas membaca pun menjadi terpacu untuk membaca materi.

No comments:

Post a Comment